Ada rumah makan ya.... boleh di bilang juga sudah kelas resto. Telp saya kemudian tanya2 tentang bebek dan harganya krn kebetulan resto tersebut belum tersedia menu bebek dengan sigap saya tanggapi dan saya kasih semangat. ide dan menu2 yang saya kasih.
Kemudian bertemulah antara saya dan pemilik resto untuk membahas yg di bicarakan via telpon yaitu bebek.
Dan terjalinlah kerjasama dengan saya minta di supply bebek. Dari permintaan semingu cuma 10ekor sampe 80ekor perminggu. Supply bebek dr kami pun berjalan lancar.
Menginjak bulan ke 4 tanpa ada penjelasan yg jelas pihak resto memutuskan kerjasama dengan saya minta di stop kiriman bebeknya. Saya tanya cuma dijawab sdh tdk jual menu bebek lagi. Dlm hati saya bicara ah... ndak mungkin jualan sdh laku di berhentikan.
Akhirnya diam2 saya tanya karyawan dapur yang memang sdh kenal dekat. Ternyata resto tersebut ambil bebek di supplier lain hanya karna beda harga seribu rupiah.
Waktu berjalan kurang lebih satu bulan setengah resto telp saya lagi dan minta di supply bebek lagi. Dan akhirnya saya tanya2 ke pemilik resto barulah cerita.
Bahwa selama ini ambil bebek dr supplier lain dgn selisih harga seribu rupiah tapi hanya dlm waktu satu bulan setengah aja supply bebeknya sering ngadat kadang kirim kadang gak. Resto merasa rugi. Hanya karna selisih seribu tapi sering gak jualan bukanya untung malah rugi besar krn sering tidak jualan. Akhirnya saya jelaskan.
Bahwa supplier bebek itu ada yg memang memiliki kelompok ternak dan punya banyak pasokan dan ada juga supplier musiman. Yang hanya memanfaatkan saat barang melimpah kemudian mereka bikin penawaran ke resto2 dgn cara tembak harga. Ya bagi para pengusaha kuliner yang belum berpengalaman memang sering tergiur tdk memikirkan ke stabilan pasokan barang apakah lancar atau tidak.
Itulah sedikit cerita yg harus menjadi pelajaran bagi kita semua dlm berbisnis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar